Dia hanya mengetahui anaknya kena diare.
Setiap harinya Budi hanya mengenakan popok.
"Sehari bisa ganti lima kali. Saya sendiri yang mengganti diapers-nya," tambahnya.
Bisa jadi diare yag diderita oleh Budi lantaran mengonsumsi obat pelangsing yang ia minum.
Bahaya Minum Obat Pelangsing
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), sebelum mengonsumsi obat pelangsing, kita wajib mengetahui terlebih dahulu apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM, cara pemakaian atau dosis, tanggal kedaluwarsa, efek samping, interaksi obat, kontra indikasi, juga peringatan perhatian yang tertera pada label seperti: penggunaan obat ini harus disertai dengan olah raga teratur, diet rendah kalori, dan rendah lemak.
Baca Juga: Dijamin Mirip Penjual Gorengan, Begini Cara Membuat Tahu Crispy yang Tetap Renyah Walau Sudah Dingin
Pasalnya, melansir laman drugs.com, efek samping dengan obat pelangsing dapat bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan dan cara kerja obat tersebut.
Misalnya, obat jenis stimulan seperti phentermine (Adipex-P) dapat menyebabkan insomnia, peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, kegelisahan, ketergantungan obat, penyalahgunaan, dan gejala putus obat.
Obat-obatan yang mengganggu penyerapan lemak, seperti orlistat (Alli), dapat menyebabkan bercak berminyak, gas, dan tinja lunak.
Pil diet yang memengaruhi neurotransmitter di otak mempengaruhi nafsu makan, seperti lorcaserin (Belviq, Belviq XR) atau bupropion dan naltrexone (Contrave) dapat dikaitkan dengan sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, mulut kering, dan pusing.
Sedangkan, obat penurun berat badan yang diresepkan seperti phentermine dan topiramate (Qsymia), lorcaserin (Belviq), bupropion dan naltrexone (Contrave), dan liraglutide (Saxenda) digunakan untuk penurunan berat badan kronis.
Source | : | Gridhealth.id,Suryamalang.tribunnews.com |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR