SajianSedap.com - Tidak seperti makanan-makanan populer sekarang ini yang pakai level-levelan pedas, nampaknya warung makan di Jakarta harus beralih ke pedas level 0.
Apa sebab?
Harga cabai merah yang melonjak jadi penyebabnya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, sejumlah pemilik warung makan di Jakarta Timur mengeluhkan harga cabai merah yang melonjak tajam menyentuh Rp 75.000 per kilogram di Pasar Induk Kramatjati.
Misalnya saja Parti, salah seorang pemilik warung makan di Jalan Otto Iskandardinata, Cawang, Jakarta Timur.
Ia mengeluhkan harga cabai yang sangat mahal.
Dirinya bahkan harus mengurangi pembelian cabai untuk bahan masakannya.
"Wah tersiksa kami, lagi mahal banget, kami kurangi pembelian saja biasanya kami beli 10 atau 15 kilogram sekarang paling 4 kilogram, 5 kilogram, parah ini mah," kata Parti.
Kalau sudah begitu, keluhan pun pasti menyinggung soal keuntungan.
Baca Juga: Resmi Bercerai Tahun Lalu, Ahok dan Puput Terciduk Makan Bersama Veronica Tan?
Alhasil, dia pun harus rela omzet pendapatannya berkurang lantaran keuntungan yang didapat dari hasil jualannya harus disisihkan untuk membeli cabai yang mahal.
"Omzet kami juga berkurang. Untungnya kami tuh jadinya buat beli cabai doang. Jadinya dapat sedikit untung, biasanya mah harga cabai itu paling Rp 20.000-Rp 30.000 per kilo. Sekarang itu parah sih," ujar Parti.
Boro-boro mau membuat level masakan jadi pedas seperti restoran kekinian sebab untung pun sulit.
Parti mengaku tidak menaikan harga masakannya.
Hal senada dikatakan pemilik warung makan lain bernama Agus.
Dia mengaku terpaksa harus menaikkan harga masakan karena harga cabai melambung tinggi.
"Kalau saya naikkan sedikit harga (masakan) sedikit saja biar pelanggan enggak kabur. Itu saya terpaksa banget juga, padahal sudah ngurangi (beli) cabainya tapi tetap saja enggak ketolongan," ujar Agus.
Baca Juga: Akhirnya Pulang, Sunan Kalijaga Terciduk Berikan Salmafina Hadiah Rokok Elektrik Saat Makan Malam
Harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati kini menyentuh Rp 65.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.
Hal itu tentu dikeluhkan warga dan sejumlah penjual makanan.
Bukan hanya di Jakarta, hal serupa terjadi di beberapa daerah, termasuk di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo menuturkan berdasarkan pantauan harga, kenaikan cabai terjadi di semua wilayah Jawa Tengah, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
"Saya mengakui harga cabai mahal karena faktor ketersediaan. Ini merupakan kecenderungan yang dialami secara nasional, tidak hanya Jateng," ucapnya.
Source | : | kompas |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR