Tawaran disepakati dan keduanya melakukannya di kamar hotel.
"Setelah itu perasaan saya campur aduk.
Saya merasa tak dihargai, benci dengan diri sendiri...," katanya.
Namun ia menyatakan ini bukan bentuk prostitusi.
Organisasi perempuan, Object, yang mengkampanyekan penentangan terhadap objektifikasi perempuan, mengatakan bisa memahami mengapa mereka menerima "tawaran yang menggoda".
Pegiat organisasi tersebut, Heather Brunskell-Evans mengatakan, "Perempuan-perempuan yang terlibat dalam kasus seperti ini tak ingin mendengar kata terorisme.
Realitasnya adalah mereka menjual tubuh mereka demi uang," kata Brunskell-Evans.
"Laki-laki itu menawarkan apa saja yang diperlukan oleh influencer agar sukses, tapi pada akhirnya, ini adalah eksploitasi," katanya.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR