HATI-HATI! Dipercaya Bisa Sembuhkan Corona hingga Dieskpor, Minuman Anti Corona Ini Justru Buat WHO Khawatir!
SajianSedap.com - Hingga hari ini, (10/5/2020) virus corona tercatat sudah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Jumlah kematian secara global mencapai 280.431 pasien.
Sementara jumlah pasien sembuh adalah 1.439.842.
Sayangnya, hingga saat ini, peneliti masih belum berhasil menemukan vaksin untuk menyembuhkan penyakit mematikan ini.
Satu hal yang pasti, pencarian vaksin masih terus dilakukan hingga hari ini.
Namun, beberapa waktu lalu muncul minuman yang dipercaya bisa sembuhkan virus corona.
Tapi, WHO malah khawatir dan meminta kita berhati-hati.
Kenapa, ya?
Kekhawatiran WHO soal minuman anti-corona
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan kekhawatirannya tentang minuman anti-corona dari Madagaskar yang dikirm ke Tanzania.
Sebelumnya, Tanzania telah menerima pengiriman pertama minuman nabati dari Madagaskar yang diklaim dapat mengobati Covid-19.
Minuman tersebut berasal dari artemisia atau tanaman dengan khasiat yang terbukti dalam pengobatan malaria dan herbal asli lainnya.
Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengklaim bahwa minuman tersebut telah berhasil menyembuhkan dua orang.
Namun, WHO memperingatkan untuk tidak mengadopsi produk yang belum teruji kebenarannya melalui tes yang dilakukan.
"Kami khawatir bahwa menggembar-gemborkan produk ini sebagai tindakan pencegahan mungkin akan membuat orang merasa tidak aman," kata kepala WHO Afrika Matshidiso Moeti.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika juga mengatakan minuman itu harus diuji secara ketat.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Baca Juga: Niat Baik Mengedukasi Mengenai Corona, Aliya Rajasa Justru Panen Cibiran Pedas Warganet, Kenapa ya?
Orang Gemuk Lebih Rentan pada Corona
Beberapa waktu lalu muncul hasil studi yang bisa jadi peringatan bagi warga dunia.
Namun, para ahli juga memberikan kabar gembira terkait penemuan vaksin yang bisa sembuhkan pasien Covid-19.
Melansir Dailystar.co.uk (6/5/2020), para ilmuwan telah menemukan mengapa orang gemuk lebih rentan terhadap virus corona, menurut penelitian yang diterbitkan dalam studi baru.
Baca Juga: Anaknya Idap Sindrom Williams, Komedian Ini Rela Banting Setir Berjualan Cireng untuk Sambung Hidup di Tengah Corona
Obesitas dianggap sebagai salah satu faktor risiko terbesar yang terkait dengan gejala virus corona parah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Konsorsium Karakterisasi Klinis Coronavirus menemukan bahwa hampir 75% pasien Covid-19 dalam perawatan intensif kelebihan berat badan.
Para peneliti menganalisis 17.000 penerimaan virus corona dan menemukan tingkat kematian 37% lebih tinggi di antara pasien obesitas.
Dalam jurnal Obesity, tim, yang terdiri dari peneliti dari Jerman dan AS, mengatakan bahwa lemak mungkin "berfungsi sebagai reservoir (wadah) vital".
Mereka berpendapat bahwa sel-sel yang mengandung lemak di paru-paru dapat menyebabkan pasien mengembangkan fibrosis paru, gangguan pernapasan akibat adanya jaringan parut dalam paru.
Menurut penelitian, hal itu cenderung mempengaruhi keparahan klinis Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Corona di Dunia 9 Mei: 4 Juta Orang Terinfeksi, Kekhawatiran WHO soal Minuman Anti-corona"
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR