SajianSedap.com – Setiap rumah pasti punya kompor di dapur.
Bagaimana tidak, kompor adalah salah satu barang penting di rumah.
Kita pasti akan membutuhkan kompor untuk membuat makanan atau minuman.
Karena itu fungsi kompor di rumah sangatlah penting.
Kebanyakan dari kita masih memakai kompor gas.
Namun sekarang banyak juga yang sudah menggunakan kompor listrik.
Mungkin Sase Lovers masih banyak yang bingung apa perbedaannya.
Terutama jika dihitung dari segi pengeluaran biaya.
Usut punya usut, kompor gas dianggap lebih irit daripada memakai kompor listrik.
Tapi benar nggak ya?
Kalau mau tahu jawabannya, simak terus artikel berikut ini ya.
Kompor Listrik Lebih Irit daripada Kompor Gas
PT PLN (Persero) memastikan siap mendukung program pemerintah mengkonversi kompor Liquified Petroleum Gas (LPG) atau elpiji ke kompor induksi pada tahun ini.
Peralihan ini akan menghemat anggaran negara dan mendorong kemandirian energi.
Di sisi lain, PLN menilai pada dasarnya pemakaian kompor listrik lebih murah ketimbang kompor gas.
Saat ini, pemakaian elpiji memang dianggap seakan-akan lebih murah dari kompor listrik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, bila dicermati, maka harga elpiji yang ada di pasaran adalah harga dengan subsidi dari APBN.
Sehingga nampaknya lebih murah tapi sebenarnya tidak.
Ia menjelaskan, harga keekonomian elpiji sebelum disubsidi APBN adalah Rp 13.500 per kilogram.
Tetapi kemudian Harga Eceran Tertinggi (HET) gas subsidi dibanderol Rp 7.000 per kilogram.
Artinya, pemerintah mengeluarkan anggaran Rp 6.500 untuk subsidi elpiji per kilogram.
"Jadi seakan-akan elpiji ini lebih murah dari kompor listrik. Padahal ini membebani APBN. Ada komponen subsidi dari APBN sekitar Rp 6.500," ujarnya Darmawan dalam keterangannya, Selasa (15/2/2022).
Oleh karena itu kata dia, bila menghitung perbandingan berbasis kalori, 1 kilogram elpiji setara dengan 7 kWh listrik, maka harga keekonomian 1 kilogram elpiji yaitu Rp 13.500.
Harga tersebut mahal dari 7 kWh listrik yang biayanya sekitar Rp 10.250.
Dengan begitu kata Darmawan, harga keekonomian menggunakan elpiji lebih mahal Rp 3.250 per kilogram dibandingkan dengan pemanfaatan listrik.
Darmawan menyadari, dengan adanya program peralihan dari kompor gas ke kompor listrik maka akan berdampak pada peningkatan kebutuhan listrik.
Ia pun memastikan pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan PLN dalam kondisi cukup.
Menurutnya, hingga satu setengah tahun ke depan, PLN mempunyai cadangan daya hingga 7 gigawatt (GW).
"Dengan program ini, akan ada peningkatan kebutuhan listrik. Proyeksi kami, serapan listrik akan meningkat hingga 13 gigawatt," kata dia.
Keunggulan Beralih ke Kompor Listrik
1. Memasak lebih cepat
Salah satu keunggulan yang paling luar biasa dari kompor induksi adalah begitu cepat memanaskan air.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
Baca Juga: Yang Punya Kompor Gas Jangan Taruh Dekat Kulkas, Risikonya Bikin Rugi Seumur Hidup, Segera Pindahkan
Kompor ini dapat merebus air dalam beberapa menit.
Oleh karena itu, kamu bisa memasak lebih cepat ketika menggunakan kompor induksi.
2. Mengurangi konsumsi energi
Kompor induksi menawarkan efisiensi energi karena kompornya bekerja lebih cepat tanpa menciptakan api.
Kamu perlu menyalakan kompor untuk waktu yang lebih singkat.
Dalam jangka panjang, kamu juga akan melihat perbedaan finansial.
3. Mudah dibersihkan
Karena panas dihasilkan dari dasar, Anda bisa segera membersihkan permukaan kompor induksi setelah selesai memasak.
Sase Lovers tidak perlu menunggu kompor menjadi dingin.
Diam-diam ini akan menghemat banyak waktu lho.
4. Tidak merusak peralatan wadah memasak
Anda perlu menggunakan wajan khusus untuk kompor induksi.
Misalnya, jika memiliki panci rumah tangga yang menurutmu dapat digunakan, sebaiknya tanyakan pada spesialis.
Bahan baja tahan karat akan baik-baik saja.
5. Lebih aman
Karena tidak menghasilkan api, kompor induksi juga tidak memerlukan gas.
Hal ini bisa membuat setiap penggunanya terhindar dari hal yang tak diinginkan seperti kebocoran tabung gas ataupun terkena luka bakar.
6. Tidak meninggalkan asap
Asap merupakan sisa-sisa pembakaran yang tidak sempurna dan ini kerap ditemukan pada kompor konvensional.
Karena menghasilkan panas dari reaksi elektromagnetik, Anda tidak akan menemukan asap di kompor induksi dan bisa dikatakan ramah lingkungan.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Lebih Hemat Pakai Kompor Listrik atau Gas? Begini Hitungan PLN
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR