Seiring bertambahnya usia, kekebalan tubuh kita juga terus menurun dan lebih rentah terhadap infeksi.
Proses ini kerap disebut sebagai immunosenescence atau proses penuaan memengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi.
Massa otot yang berkurang seperti tidak mampu membuka tutup botol bisa jadi pertanda bahwa kita kehilangan sebagian kemampuan untuk merespons virus atau bakteri yang membuat kita sakit.
Penelitian juga membuktikan bahwa kekuatan cengkeraman yang buruk dapat menjadi indikator sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dr Hashmi mengatakan, kekuatan genggaman yang melemah juga termasuk peringatan adanya risiko penyakit kronis yang tinggi.
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan massa otot yang membuat kita lebih sulit berolahraga, mengarah pada gaya hidup tidak aktif, risiko kelemahan yang tinggi dan penyakit kronis mudah menghampiri.
Sejumlah risiko penyakit kronis yang tinggi itu meliputi diabetes, penyakit jantung, gagal jantung, obesitas, hingga badan terlalu kurus.
Dampak penurunan massa otot pada cengkeraman juga dapat memengaruhi atau menjadi indikasi bahwa ada kesehatan mental yang terganggu.
Misalnya saja kekuatan cengkeraman yang lemah bisa menyebabkan mobilitas berkurang dan kondisi itu kemungkinan memicu seseorang merasa kesepian.
Dalam hal ini, kekuatan otot juga bisa berdampak pada keterbatasan fisik dan kesehatan mental, seperti depresi hingga mengalami gangguan tidur.
Kurangnya mobilitas juga dapat membuat kita tidak bisa berkumpul menghabiskan waktu bersama orang terkasih, membuat kita terisolasi, merasa kesepian hingga berdampak pada fungsi kognitif otak dan kesehatan emosional.
KOMENTAR