Pohonnya banyak terdapat di wilayah Papua, yang oleh warganya disebut aikor atau aikori. Pohonnya dapat tumbuh cukup tinggi, bisa mencapai 25 meter.
Pohon masoyi mampu menebarkan aroma wangi karena mengandung minyak atsiri.
Kkulit kayunya kerap digunakan sebagai bumbu rempah hingga pewarna makanan alami karena dapat menghadirkan warna merah.
Baca Juga: Resep Bandrek Enak, Minuman Hangat Untuk Teman Ngobrol Di Malam Hari
Baca Juga: Resep Wedang Secang Berempah, Minuman Hangat Dengan Aroma yang Bikin Nyaman
KEGUNAAN
Kulit kayu masoyi kerap digunakan sebagai campuran pewarna alami penghasil warna merah, yang diambil dari bagian pegagannya.
Kulit kayunya, selain digunakan sebagai bumbu rempah pada masakan, juga kerap digunakan sebagai campuran jamu bagi perempuan pasca persalinan atau ratus wangi.
Masoyi yang minyak atsirinya dapat diambil atau disuling ini juga bisa dijadikan sebagai obat oleh penghangat tubuh, hingga campuran pewangi dalam pembuatan sabun.
Sementara pada masakan, penggunaan masoyi tak perlu terlalu banyak, cukup 2-3 cm saja untuk menghadirkan aroma dan warna kemerahan pada masakan.
Di Indonesia, masoyi kerap digunakan sebagai rempah masakan dan minuman tradisional.
Di antaranya masakan malbi yang menggunakan bahan utama daging, soto berkuah santan, tongseng, hingga minuman jamu, bandrek, dan wedang .
CARA SIMPAN
Masoyi yang digunakan sebagai rempah, baik jamu maupun bumbu masakan, adalah bagian kulitnya yang dikeringkan sehingga awet disimpan lama.
Sama seperti menyimpan kayumanis, masoyi sebaiknya diikat atau dikelompokkan dahulu di dalam satu ikatan lalu disimpan di dalam wadah yang kering dan tidak lembap, untuk menghindari tumbuhnya jamur.
Nah, sekarang sudah tidak bingung lagi dengan bumbu rempah yang namanya masoyi, kan?
Penulis | : | Intan Yusan S |
Editor | : | Intan Yusan S |
KOMENTAR