SajianSedap.com - Telur adalah salah satu bahan makanan yang digemari oleh banyak orang dan kalangan.
Dibandingkan dengan daging dan ikan, harga telur lebih terjangkau sehingga berbagai kalangan bisa menjangkaunya.
Apalagi pengolahan telur cukup mudah dan beragam, sehingga tidak bosan mengonsumsinya jika diolah menjadi beragam hidangan.
Bagian yang dikonsumsi dari telur sendiri adalah bagian dalam cangkangnya berupa yolk dan putih telurnya.
Sementara cangkang atau kulitnya tidak dimanfaatkan untuk dikonsumsi, namun untuk beberapa kebutuhan seperti pengusir serangga.
Karena cara persiapan ini, banyak orang lanats berdebat tentang haruskah telur dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak atau disimpan, sama seperti bahan makanan lainnya.
Mencuci bahan makanan dengan air mengalir membantu menghilangkan kotoran tersebut, sehingga menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang akan kita konsumsi.
Selain itu juga membantu mengurangi risiko penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen.
Namun, ternyata dalam kasus telur, mencucinya justru tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan, bagi sebagian makanan lain, justru bisa lebih berbahaya.
Untuk mengetahui alasannya simak berikut ini agar tak sebaiknya mencuci telur lagi.
Ada alasan penting untuk tidak mencuci telur saat disiapkan di rumah.
Baca Juga: Bumbu Mie Instan Menggumpal Apakah Bahaya Jika Dikonsumsi? Begini Penjelasan dari Ahli
Di Amerika Serikat sendiri, ada aturan di mana perusahaan harus mencuci semua telur sebelum dipasarkan ke publik.
Proses pembersihan tersebut untuk menghilangkan lapisan pelindung alami yang disebut "bloom" atau "cuticle" dari permukaan telur.
Setelah telur dicuci, minyak mineral yang dapat dimakan dioleskan ke permukaan telur.
Pengolesan tersebut berfungsi mencegah bakteri tembus dan berpotensi mencemari telur.
Walau begitu, kebanyakan orang masih merasa perlu untuk mencucinya di rumah.
Padahal, menurut USDA (Departemen Pertanian AS) dan ahli gizi, kita tak perlu mencuci telur lagi, karena justru berisiko terpapar bakteri.
"Jika kamu mencuci telur sebelum memasaknya, karena cangkangnya keropos, air dapat mendorong bakteri ke dalam telur," kata Amy Leigh Mercree, pakar kesehatan dan penulis sepuluh buku, termasuk The Mood Book.
Risiko itu tetap ada jika kita menggunakan air dingin atau air mengalir. Mercree menyebut ada potensi bakteri terbentuk di permukaan telur.
Mencucinya justru memperparah kondisinya dan mencemari bagian dalam.
"Karena cangkangnya sangat keropos, kamu mendorongnya (bakteri) kembali ke permukaan telur," katanya.
Mercree mengakui, telur yang langsung dari peternak biasanya tidak melalui proses pencucian ketat, sehingga memiliki potensi lebih besar untuk bersentuhan dengan kotoran.
Namun, jika konsumen ingin mencuci lebih dulu gunakan air hangat, gosok perlahan-lahan, dan hindari pemakaian sabun.
Baca Juga: Mulai Hari ini, Kasih Tahu ART Bahaya Cuci Piring saat Turun Hujan, Stop dari Sekarang
Dikutip dari Our Everyday Live, telur retak bisa jadi aman dikonsumsi atau justru sebaliknya, berbahaya bagi tubuh.
Aman atau tidaknya mengonsumsi telur retak dapat dilihat dari kapan retakan pada telur itu terjadi.
Jika telur sudah retak saat masih di toko bahan makanan, sebaiknya hindari membeli dan mengonsumsi telur tersebut.
Tidak ada yang bisa memastikan berapa lama telur sudah retak dan dibiarkan di rak penjualan.
Bakteri akan masuk ke dalam putih atau kuning telur melalui retakan pada cangkangnya, seperti dikutip Better Homes & Gardens.
Peneliti asal Taiwan menemukan bahwa salmonela kemungkinan besar ditemukan dalam telur retak.
Dikutip dari laman Food and Drug Administration, kebanyakan orang yang terinfeksi salmonela akan mengalami diare, demam, kram perut, dan muntah selama 12-72 jam setelah terinfeksi.
Bahkan, bakteri penyebab keracunan makanan ini dapat menyebabkan kematian jika tersebar dari usus ke aliran darah dan tidak segera diobati dengan antibiotik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mencuci Telur Sebelum Dimasak Tak Disarankan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR