SajianSedap.id- Meriahnya pembukaan Asian Games 2018 beberapa waktu lalu buat kagum beragam pihak.
Dibuka dengan tarian khas Aceh yang memukau hingga sejumlah penyanyi ternama yang hadir untuk membawakan sejumlah lagu.
Bahkan pembukaan yang digelar di stadion utama Gelora Bung Karno (GBK) ini menjadi trending topic dan menjadi pembicaraan warga di seluruh kota di dunia.
BACA JUGA: Sering Kena Nyinyir, Putri Titian Akhirnya Temukan makanan Sepedas Lidah Netizen, Berani Coba?
Namun dibalik memukaunya acara pembukaan tersebut, terdapat hal yang masih perlu diperbaiki.
Salah satunya adalah kemudahan yang harusnya didapatkan oleh para penonton Asian Games 2018
Sebagai salah satu venue utama dari Asian Games, masyarakat dan juga wisatawan asing akan berbondong-bondong untuk mengunjungi area GBK.
Tentu saja untuk menonton cabang olahraga favorit mereka.
Banyak sekali cabang olahraga yang diselenggarakan di sini mulai dari softball, hoki, atletik hingga cabang olahraga favorit di Indonesia, bulu tangkis.
Para penonton juga akan dihibur dengan beragam area khusus yang menghadirkan wisata kuliner.
Terdapat tiga titik wisata kuliner yang menggunakan nama maskot Asian Games.
Bahkan para pengunjung dimanjakan dengan ragam gerai wisata kuliner yang bisa dipilih sesuka hati.
BACA JUGA: Salut! Atlet Senam Artistik Ini Raih Medali Emas Walau Bertanding Saat Sedang Diare
Namun, para penonton harus menggunakan e-money untuk dapat menikmati santapan tersebut.
Saat memasuki area GBK, banyak sekali sales promotion yang menawarkan e-money.
Kartu yang diterbitkan salah satu bank ini berfungsi sebagai ‘mata uang’ yang wajib digunakan sebagai alat pembayaran.
Bagi Anda yang telah memiliki kartu ini tentu tak akan kerepotan.
Jika belum memiliki, Anda harus merogoh kocek sebesar Rp 50.000 Untuk dapat memperoleh kartu pintar ini.
Saldo dalam kartu pintar ini berisikan sebesar Rp. 30.000.
Namun, bukannya memudahkan, kartu ini justru membuat bingung setiap penonton saat berada di depan kasir sebuah tenant.
Masalah jaringan hingga ketersediaan mesin pembayaran
Setiap penonton yang telah membeli kartu tersebut pasti akan dibuat geleng-geleng kepala karena tak semua tenant kuliner di GBK bekerja sama dengan bank penerbit kartu.
Beberapa tenant bahkan telah bekerja sama dengan bank lain.
Sehingga hanya kartu dari bank lain tersebut yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran.
Hal yang lebih mengejutkan lagi, beberapa tenant bahkan mengizinkan untuk menggunakan uang tunai, wow!
Padahal saat memasuki gerai para sales tersebut sudah bercucuran keringat sembari berteriak bahwa kartu pintar ini sebagai alat pembayaran utama.
BACA JUGA: Kebingungan dalam Membuat Kol Gulung Isi Bumbu Gado-Gado Pasti akan Sirna dengan Resep yang Satu Ini
Bahkan di sejumlah tenant, mesin pembayaran kartu pintar justru tak bisa digunakan.
Alasannya cukup beragam, mulai dari mesin rusak hingga tak ada akses jaringan sehingga tak bisa digunakan.
Pelayanan yang diberikan oleh pihak panitia Asian Games, INASGOC memang tengah menjadi sorotan.
Mulai dari ketersedian tiket yang kadang membuat bingung calon pembeli, hingga akses masuk ke arena pertandingan yang kerap berubah.
Ketersediaan tiket saat penjualan offline juga kerap diborong para calo.
Tak segan, para calo tersebu ‘menembak’ harga yang fantastis untuk tiket sebuah pertandingan.
Meski sudah diawasi, tetap saja praktek calo ini masih kerap terjadi.
Namun tetap saja, usaha dair tim INASGOC patut diacungi jempol.
Hal ini bisa dilihat dari fasilitas shuttle bus yang memudahkan para penonton untuk hadir di arena pertandingan.
Shuttle bus tersebut akan berkeliling ke seluruh area GBK yang digunakan.
Keberadaan shuttle bus memang mempunyai fungsi sebagai sarana transportasi utama.
Karena pihak penyelenggara menginstruksikan bahwa GBK harus steril dari kendaraan pribadi.
Selain transportasi, kehadiran voulenter juga sangat membantu.
Terutama dalam menyampaikan informasi kepada penonton dengan cepat dan tanggap.
Semoga jalannya Asian Games 2018 berjalan sukses hingga penutupan minggu depan.
KOMENTAR