Enggak Nyangka, Makanan yang Sehari-hari Kita Konsumsi dan Banyak Manfaat Ini Ternyata Bisa Bikin Keracunan dan Berakibat Fatal! Wajib Tahu
SajianSedap.com - Banyak konsumen memanfaatkan beli makanan yang sering ditemukan di toko.
Kita berasumsi bahwa mereka nggak bakal sengaja menjual produk beracun kepada kita.
Kita juga percaya bahwa bahan-bahan makanan yang biasa ditemukan tidak akan pernah berbahaya.
Namun, siapa sangka ada banyak bahan makanan yang ternyata bisa menyebabkan keracunan atau bahkan kematian.
Dikutip dari TribunPontianak, berikut ini jenis bahan makanan yang tak disangka bisa bikin keracunan!
Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!
Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!
1. Kayu Manis
Kayu manis punya dua bentuk: "biasa" dan "benar"
Ceylon adalah kayu manis "asli", dan cassia adalah "biasa" alternatif yang dijual oleh sebagian besar pedagang.
Sementara kayu manis memang memiliki banyak manfaat, tetapi juga bisa menjadi faktor yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan tertentu.
Misalnya, kayu manis cassia mengandung senyawa yang disebut coumarin.
Dosis kecil tidak berbahaya dan bahkan dapat menghasilkan manfaat kesehatan.
Tetapi studi tentang coumarin telah menunjukkan bahwa asupan kayu manis dapat menyebabkan peningkatan resiko kanker dan masalah hati lainnya.
Siapapun dengan masalah hati harus sangat waspada terhadap kayu manis karena dapat memperburuk situasi.
Makanan yang Bisa Sebabkan Keracunan
2. Jamur
Jamur yang biasa kita makan ternyata tak luput dari masalah.
Kadang-kadang, jamur mungkin terlalu lama dengan pembungkus plastik yang rusak atau dikalengkan dengan tidak benar.
Hasilnya jamuir bisa berlendir dan berbakteri botulinum.
Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu, Siapa Sangka Telur Ayam Bisa Menjadi Racun Bagi Tubuh Jika Dihangatkan Kembali
Botulinum ditemukan di saluran usus hewan dan dapat muncul di produk segar.
Jamur dapat menjadi indikator bakteri mematikan ini.
Hal ini menyebabkan kelumpuhan otot dan kesulitan bernafas.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
3. Kentang
Sayuran bertepung ini biasanya sangat aman untuk dimakan, kecuali kentang hijau.
Kita biasanya mengabaikan warna kehijauan pada kentang. Namun, konsumen harus waspada.
Warna ini juga dapat menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang dapat berarti peningkatan tingkat berbahaya dari glycoalkaloid beracun yang disebut solanin.
Baca Juga: Selama Ini Kita Salah, Ternyata Cara Pakai Wadah Plastik ini Bisa Bikin Makanan Jadi Beracun!
Dalam makanan seperti kentang, kandungan solanin jarang menjadi masalah.
Tetapi jika kadar tinggi racun ini tertelan sekaligus, itu bisa berbahaya bagi tubuh.
Hal ini bisa menyebabkan masalah pencernaan.
Paling aman jangan memakan kentang yang seperti ini.
4. Pala
Pala adalah bumbu universal yang digunakan dalam segala hal mulai dari permen hingga kari.
Ini juga sering digunakan dalam pengobatan di seluruh dunia untuk mengobati mual, diare, dan masalah perut lainnya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan dikenal sebagai anestesi dalam kedokteran gigi.
Bagi siapa pun yang alergi terhadap pala, ini juga merupakan hal yang tidak menyenangkan. Pala mengandung myristicin.
Dosis substansial dan alergi membuat myristicin mematikan ketika dicerna, overdosis racun ini dapat berkontribusi pada banyak efek samping yang tidak menyenangkan.
5. Singkong
Banyak orang yang suka makan singkong dalam berbagai bentuk.
Sayangnya, singkong mengandung racun mematikan yang dikenal sebagai linamarin.
Hanya sedikit orang yang menyadari bahwa singkong itu fatal jika tidak disiapkan dengan benar.
Linamarin seperti gula dalam susunan dan strukturnya.
Ketika singkong dicerna mentah, tubuh manusia mengubah linamarin menjadi racun sianida yang mematikan.
Perusahaan-perusahaan kimia menggunakan sianida untuk membuat pupuk, pestisida, dan fumigan, dan bahkan telah digunakan sebagai senjata kimia yang kuat.
Ketika disiapkan dengan benar, sianida tidak lagi ada di akar singkong.
Source | : | pontianak.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR