SajianSedap.com - Menopause adalah bagian normal dari perjalanan hidup wanita.
Usia menopause wanita kebanyakan mulai pertengahan usia 40 tahun sampai pertengahan 50 tahun.
Namun, jika menopause terjadi secara dini, Anda sebaiknya perlu waspada.
Pasalnya menopause dini bisa menyebabkan risiko pada kesehatan tubuh yang membahayakan.
Hingga kini, menopause dini tidak bisa diobati atau dicegah dengan pengobatan atau perawatan tertentu.
Meski demikian, ada hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gejala yang dapat timbul, seperti pilihan gaya hidup sehat, salah satunya menghindari makanan yang berpotensi memicu menopause dini.
Simak ulasannya berikut.
Makanan Memicu Menopause Dini
Dilansir dari Web MD via Grid.ID, seorang peneliti pascasarjana di Universitas Leeds, Inggris, Dunneram mengatakan bahwa konsumsi karbohidrat olahan yang lebih tinggi seperti laman nasi putih dan pasta ternyata bisa mempercepat masa menopause hingga 1,5 tahun.
Peneliti juga melakukan penelitian terhadap 35 ribu wanita di Inggris selama 4 tahun.
Dan menemukan bahwa menopause dimulai lebih awal oleh mereka yang melakukan diet berat dan juga kerap mengonsumsi karbohidrat olahan.
Baca Juga: Rajin Minum Susu Kedelai Setiap Hari, Ternyata Bisa jadi Obat Alami untuk Penyakit Sejuta Umat Ini
Meski alasan utamanya masih belum jelas, Dunneram berspekulasi jika menu makanan dapat mempengaruhi hormon kerja.
Ia juga mengatakan bahwa karbohidrat olahan adalah salah satu penyebab resistensi insulin.
Tingkat insulin yang tinggi dapat mengganggu aktivitas hormon reproduksi dan meningkatkan kadar estrogen sehingga meningkatkan siklus menstruasi.
Hal ini bisa menguras pasokan sel telur lebih cepat sehingga menyebabkan menopause datang lebih awal.
Efek Menopause Dini
Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa efek menopause pada tubuh wanita:
1. Efek menopause pada sistem reproduksi
Menopause atau berhentinya siklus menstruasi juga berarti tubuh berhenti memproduksi sel telur untuk pembuahan.
Tanpa pelepasan sel telur yang siap dibuahi setiap bulan, wanita tidak bisa hamil lagi.
Baca Juga: Bukan Hanya Faktor Usia, Waktu Mulainya Menopause Juga Bisa Disebabkan Oleh Makanan!
Selain itu, penurunan hormon estrogen juga bisa menyebabkan vagina lebih kering, susah terangsang, dan gairah seksual menurun.
Tapi, jangan khawatir. Rasa tidak nyaman saat berhubungan seks tersebut bersifat sementara. Pelumas seks bisa membantu mengatasi masalah ini.
2. Efek menopause pada sistem endokrin
Sistem endokrin termasuk hormon yang bertanggung jawab mengatur organ reproduksi wanita.
Termasuk mengendalikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya hormon estrogen membuat wanita kerap merasa kegerahan dan mudah berkeringat, terutama di malam hari.
Kondisi yang bikin tak nyaman dan terkadang susah tidur ini bisa bertahan selama beberapa tahun setelah menopause.
Untuk mengatasi rasa tak nyaman sebagai efek menopause pada sistem endokrin, wanita perlu mengurangi kafein dan minuman panas.
Tak hanya itu, menopause juga bisa membuat tubuh menyimpan lebih banyak energi. Dengan begitu, proses pembakaran kalori dan lemak tidak berjalan optimal.
Akibatnya, wanita yang menopause rentan mengalami kenaikan berat badan.
3. Efek menopause pada sistem saraf
Menopause dapat memengaruhi sistem saraf, termasuk bagian yang mengatur suasana hati.
Perubahan hormon bisa membuat suasana hati berubah-ubah, dari bahagia lalu mendadak sedih.
Wanita yang menopause juga bisa jadi murung atau mudah tersinggung. Selain itu, menopause terkadang juga membuat wanita gampang lupa.
Jika perubahan suasana hati mengarah pada gangguan kecemasan atau depresi, ada baiknya wanita berkonsultasi ke dokter.
4. Efek menopause pada sistem ekskresi
Penurunan kadar estrogen dapat membuat kontrol kandung kemih tidak optimal.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Saat menopause, wanita bisa lebih susah menahan kencing sehingga terkadang sedikit mengompol saat tertawa, berolahraga, atau bersin. Selain itu, wanita juga cenderung sering kencing.
Dampaknya, beberapa orang jadi susah tidur di malam hari.
5. Efek menopause pada sistem kardiovaskular
Hormon estrogen secara alami memberikan efek melindungi pembuluh darah kardiovaskular.
Saat produksi estrogen menurun, risiko penyakit kardiovaskular juga jadi meningkat. Kadar estrogen yang rendah dalam tubuh wanita juga memengaruhi kadar kolesterol.
Sehingga, risiko penyakit jantung dan stroke terkait kolesterol jadi meningkat.
6. Efek menopause pada tulang, otot, dan sendi
Menopause membuat kepadatan tulang wanita menurun. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko patah tulang dan penyakit osteoporosis.
Selama menopause, wanita juga kehilangan massa otot lebih tinggi ketimbang sebelum menopause.
Selain itu, sendi wanita yang menopause juga kerap kaku dan sakit. Untuk meminimalkan risiko efek menopause pada tulang, otot, dan sendi, wanita disarankan untuk rutin berolahraga.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR