SajianSedap.com - Siapa yang suka makan ayam setiap hari?
Ayam memang menjadi bahan makanan yang sering jadi pilihan para ibu-ibu di rumah.
Kalau sudah bingung mau makan apa, membeli ayam suka menjadi pilihan.
Karena kita bisa jadikan ayam menjadi berbagai masakan yang enak dan sehat.
Namun, saat makan ayam sebagian orang sering menghindari makan brutu atau pantat ayam, nih!
Bagi sebagian orang brutu ayam memang terkesan menjijikan, namun ada sebagian orang juga yang mengonsumsi brutu ayam.
Brutu ayam sendiri memang kerap dibuang saat Anda membeli ayam, karena dianggap kotor dan tidak memiliki kandungan gizi.
Apalagi seperti yang sudah diketahui brutu merupakan bagian ayam di mana kotoran ayam dikeluarkan bukan?
Membayangkan memakannya saja mungkin bagi Anda sedikit menjijikan.
Tapi, siapa yang menyangka bahwa ada manfaat brutu ayam untuk kesehatan loh!
Bahkan pantat ayam atau brutu disebutkan memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari dada ayam, loh.
Wah, masa sih?
Manfaat Konsumsi Brutu Ayam
Tidak dapat dimungkiri, ayam merupakan salah satu sumber protein yang cukup digemari. Buktinya berbagai jenis masakan berbahan dasar unggas ini tersedia di Indonesia.
Hampir semua bagian tubuh hewan tersebut dapat diolah sebagai masakan –mulai dari daging, ceker, ati ampela, dan pantat ayam.
Bahkan, tak disangka- sangka, pantat ayam memiliki penggemar yang tak sedikit.
Pantat ayam, atau dikenal dengan nama pygostyle, merupakan bagian paling belakang unggas.
Pantat ayam atau populer dengan nama brutu merupakan tempat berkumpulnya bulu-bulu dari ekor unggas.
Bagian ini mengandung kelenjar yang memproduksi minyak, sehingga membantu meminyaki bulu- bulu.
Meski dianggap menjjikan oleh sebagian orang, nyatanya pantat ayam justru memiliki zat besi dan kalsium lebih banyak daripada dada ayam.
Pantat Ayam Banyak Mengandung Nutrisi
Dilansir dari Tribun News, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nutrition and Dietary Studies of America, pantat ayam ternyata cukup banyak mengandung nutrisi.
Selain kaya protein, kandungan pantat ayam antara lain 11% zat besi dan 8% kalsium.
Sebagai perbandingan, dada ayam umumnya hanya mengandung 8% zat besi dan 2% kalsium.
Zat besi ini berfungsi agar Anda tidak kekurangan sel darah merah penyebab anemia.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Sementara itu kalsium merupakan zat penting tubuh untuk menjaga kesehatan tulang.
Di sisi lain, pantat ayam mengandung kelenjar penghasil minyak ini memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi pula.
Namun, penelitian mengenai kandungan lemak dari pantat ayam secara tepat belum banyak ditemukan.
Kurangnya penelitian mengenai kandungan lemak pantat ayam bisa jadi karena bagian ini bukanlah jenis makanan yang umum dikonsumsi di banyak negara.
Umumnya negara- negara di Asia Tenggara dan Asia Timurlah yang gemar mengonsumsinya.
Ya, kandungan zat besi dan kalsium dalam pantat ayam memang terdengar menggiurkan.
Meski demikian, area ini tetap merupakan bagian yang sangat berlemak.
Sementara Fatimah Azahra sebagai lulusan jurusan kesehatan gizi juga menyatakan demikian.
Baca Juga: Satu Indonesia Kena Tipu Mentah-mentah, Cara Makan Taoge dengan Cara ini Bisa Bikin Seisi Rumah Mati
Kalsium berfungsi baik untuk pembentukan tulang dan gigi Sedangkan fe (zat besi) berfungsi untuk alat angkut oksigen dan paru paru ke jaringan tubuh.
"Mitos tentang brutu ayam mulanya orang tua menganggap bahwa bagian tersebut adalah salah satu bagian terenak, yang mungkin akibatnya banyak orang tua yang menyebar mitos keliru tersebut kepada anaknya," katanya.
Meski memiliki kandungan zat besi dan kalsium lebih banyak dibandingkan dengan dada ayam, namun Anda perlu waspada.
Kandungan lemak pada pantat ayam bisa memicu kolesterol jahat sehingga tidak baik jika dikonsumsi berlebih.
Selain itu, pastikan kebersihan brutu ayam saat mencuci dan memasaknya, agar terhindar dari gangguan pencernaan akibat kotoran yang belum bersih.
Artikel ini telah tayang di GridFame.id dengan judul Bukan Jadi Pikun Atau Bodoh, Brutu Ayam Justru Kaya Nutrisi dan Bagus Untuk Tubuh! Begini Penjelasannya
Penulis | : | Ulfa |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR