Bahan kimia ini diyakini berbahaya bagi tubuh.
Diberitakan WebMD, Kurunthachalam Kannan, seorang ilmuwan riset di New York State Department of Health menjelaskan, kandungan BPA pada kertas pembungkus makanan sangatlah tinggi.
Menurut ia, kadar BPA tinggi pada umumnya terdapat dalam kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang.
Bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.
“Saat BPA masuk ke dalam tubuh, zat tersebut dapat meniru fungsi dan struktur hormon estrogen,
sehingga memengaruhi proses dalam tubuh, seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi, dan reproduksi,” katanya.
Healthline melansir 92 persen penelitian independen menemukan dampak negatif penggunaan BPA pada kesehatan diantaranya adalah sebagai berikut.
Pada wanita, efek negatif itu antara lain, meningkatkan risiko keguguran saat hamil, menurunkan produksi sel telur sehat, membuat sulit hamil, dan meningkatkan risiko kanker payudara.
Sedangkan pada pria, paparan BPA membuat jumlah sperma mereka rendah sehingga meningkat risiko hingga 30-46 persen untuk menghasilkan embrio berkualitas rendah.
ara pria tersebut pun bisa sulit ereksi dan orgasme, serta meningkatkan risiko kanker prostat.
Di sisi lain, efek buruk BPA dapat membuat anak hiperaktif, agresif, rentan cemas dan depresi.
Dampak ini akibat dari sang ibu yang terpapar BPA tinggi ketika mengandung.
Baca Juga: Resep Risoles Telur Ragout Sayur, Camilan Gurih yang Selalu Diserbu Siapa Saja
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Langkah Awal Jaga Kesehatan dan Lingkungan Dimulai dari Kemasan Makanan
Source | : | kompas |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR