Sajiansedap.com - Setiap orang Indonesia pasti sangat suka gorengan.
Gorengan tentu jadi camilan yang murah meriah dan sangat enak.
Tapi ada hal yang harus anda ketahui.
Hal ini berkaitan dengan makan gorengan yang dibungkus dari kertas koran.
Bahaya yang bisa mengancam kesehatan tubuh ternyata tidak main-main.
Maka penting untuk anda jangan gegabah ya dari sekarang.
Para Ahli juga memberikan peringatan tegas loh.
Berikut ini ulasan lengkapnya untuk anda.
Jangan sampai anda telat tahu!
Bahaya Makan Gorengan Dari Bungkus Koran
Diketahui gorengan yang kita beli di jalanan memang selalu menggunakan koran atau bekas buku untuk jadi pembungkusnya.
Baca Juga: Kaum Menteng, Lesser-Known Traditional Foods From Rural Indonesia Get Spotlight They Deserve
Padahal, bahaya makanan dibungkus koran itu gak main-main, loh!
Daripada penasaran, yuk simak penjelasan ahli mengenai bahaya makan gorengan yang dibungkus koran berikut ini.
Bisa Picu Kanker
Dilansir laman Healthsite, makanan yang ditiriskan, disimpan atau dibungkus koran bisa menyebabkan kanker.
Ini lantaran koran dicetak menggunakan tinta yang mengandung logam berat Pb (timbal).
Penelitian menunjukkan tinta bisa meresap ke dalam makanan dan bila dikonsumsi berbahaya bagi paru-paru, ginjal, hormon, serta memicu kanker.
Sebenarnya tak cuma koran dan kertas bertinta, kertas khusus pembungkus makanan pun berbahaya bagi kesehatan.
Kenapa?
Mengandung bahan kimia berbahaya
Studi yang dipublikasi jurnal Environmental Science & Technology Letters menyatakan, kertas untuk pembungkus burger, nasi, sandwich, dan kentang, lalu kotak ayam goreng, dan kardus pizza mengandung bahan kimia sintetik.
Sementara itu, artikel Kompas.com, Kamis (7/12/2017) menuliskan, sejumlah penelitian menemukan kertas pembungkus makanan mengandung bisphenol A ( BPA).
Bahan kimia ini diyakini berbahaya bagi tubuh.
Diberitakan WebMD, Kurunthachalam Kannan, seorang ilmuwan riset di New York State Department of Health menjelaskan, kandungan BPA pada kertas pembungkus makanan sangatlah tinggi.
Menurut ia, kadar BPA tinggi pada umumnya terdapat dalam kertas pembungkus makanan yang merupakan hasil daur ulang.
Bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.
“Saat BPA masuk ke dalam tubuh, zat tersebut dapat meniru fungsi dan struktur hormon estrogen,
sehingga memengaruhi proses dalam tubuh, seperti pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, tingkat energi, dan reproduksi,” katanya.
Healthline melansir 92 persen penelitian independen menemukan dampak negatif penggunaan BPA pada kesehatan diantaranya adalah sebagai berikut.
Pada wanita, efek negatif itu antara lain, meningkatkan risiko keguguran saat hamil, menurunkan produksi sel telur sehat, membuat sulit hamil, dan meningkatkan risiko kanker payudara.
Sedangkan pada pria, paparan BPA membuat jumlah sperma mereka rendah sehingga meningkat risiko hingga 30-46 persen untuk menghasilkan embrio berkualitas rendah.
ara pria tersebut pun bisa sulit ereksi dan orgasme, serta meningkatkan risiko kanker prostat.
Di sisi lain, efek buruk BPA dapat membuat anak hiperaktif, agresif, rentan cemas dan depresi.
Dampak ini akibat dari sang ibu yang terpapar BPA tinggi ketika mengandung.
Baca Juga: Resep Risoles Telur Ragout Sayur, Camilan Gurih yang Selalu Diserbu Siapa Saja
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Langkah Awal Jaga Kesehatan dan Lingkungan Dimulai dari Kemasan Makanan
Source | : | kompas |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR