SajianSedap.com - Santan merupakan bahan masakan yang banyak sekali digunakan dalam berbagai olahan masakan Indonesia.
Bahan makanan ini biasanya disandingkan dengan santan adalah daging atau sayur.
Olahannya berupa masakan gurih seperti gulai, opor, soto, lodeh, dan sayur bersantan lainnya.
Selain masakan gurih, bahkan dessert seperti kolak pun menggunakan santan.
Untuk mengolah masakan kuah bersantan, dinilai cukup mudah, hanya menuangkan ke masakan dan menunggunya mendidih.
Walau terbilang mudah, nyatanya memasak hidangan dengan santan butuh ketelitian khusus.
Jika tidak, santan menjadi pecah dan rasanya jika menyatu dengan hidangan.
Ini akan membuat rasa makanan menjadi tak nikmat dan cenderung hambar.
Oleh sebab itu, coba simak berikut ini tips masak agar santan tidak pecah saat diolah.
Berikut tips memasak hidangan bersantan melansir dari "SajianKu VOL 15/I/2014: Serba-Serbi Menyiapkan Sajian Untuk Keluarga, Tips Menyajikan Sarapan Pagi" oleh Team Dapur Lezat terbitan PT Mediantara Infopersada.
Hasil masakan bisa nikmat dengan santan yang menyatu ke dalam hidangan.
Baca Juga: Resep Daging Santan Melinjo, Menu Lezat Serba Daging Untuk Makan Siang Nanti
Ada dua jenis santan yang bisa digunakan untuk memasak, yakni santan kental dan santan cair.
Walau sama-sama santan, tetapi kedua santan ini berbeda cara penggunannya.
Santan kental yang lebih pekat bisa digunakan untuk membuat sajian seperti nasi uduk atau aneka dessert berkuah santan.
Sementara, santan cair bisa digunakan untuk memasak lodeh ataupun opor ayam.
Meski begitu, ada pula resep yang menggunakan dua jenis santan sekaligus.
Jika begitu, maka masaklah bahan menggunakan santan cair terlebih dulu. Kemudian, baru masukkan santan kental lalu masak sambil diaduk.
Santan tak boleh dimasak dengan api besar. Penggunaan api besar dapat membuat santan pecah dan rasanya tidak menyatu dengan hidangan.
Untuk mencegahnya, baiknya masak santan dengan api kecil saja, terutama jika memasak dengan santan segar.
Selain penggunaan api, proses pengadukan pun dapat memengaruhi konsisten dan rasa santan.
Santan harus dimasak dengan api kecil dan terus diaduk agar tidak pecah.
Santan yang pecah akan membuat rasa hidangan kurang nikmat. Selain itu, santan pecah pun dapat membentuk gumpalan putih yang kurang sedap dipandang.
Baca Juga: Trik Menyimpan Santan Instan yang Sudah Terlanjur Dibuka, Akan Tetap Awet Kalau Lakukan 4 Cara Ini
Chef Devina Hermawan pada webinar "“Wariskan Resep Juara: Kuliner Nusantara” dari Kara, Kamis (15/10/2020)" menyebut bahwa santan tak boleh dimasak berbahan dengan bahan asam.
Santan yang dimasak dengan bahan asam bisa pecah dan tidak menyatu dengan masakan.
Misalnya, ketika ingin menggunakan jeruk nipis, maka taruhlah saat masakan sudah dimatang, supaya santan tidak pecah.
Masukkan wadah yang sudah berisi santan ke dalam freezer. Jalan satu-satunya untuk membuat santan awet adalah mengawetkannya menjadi bekuan es.
Nanti ketika akan menggunakannya kembali, keluarkan santan dari freezer dan letakkan dulu di rak lemari pendingin agar bekuan mencair.
Setelah santan cair, baru bisa digunakan untuk menyedapkan masakan seperti opor juga kare.
Dilansir dari Cuisine at Home, menyimpan santan juga bisa menggunakan cetakan es batu. Yaitu masukkan santan ke dalam ceruk-ceruk cetakan es batu hingga penuh.
Namun ingat, santan yang dimasukkan ke dalam cetakan ini harus langsung dimasukkan ke dalam freezer agar tak terlalu lama terkontaminasi udara bebas.
Ketika santan sudah beku dan Anda akan menggunakannya untuk memasak, Anda tinggal mengambil santan yang sudah berbentuk layaknya kotak es batu.
Anda tak perlu mencairkannya terlebih dahulu. Anda tinggal memasukkan santan satu demi satu ke olahan yang sudah dipanaskan di atas api. Cara ini tentu saja lebih praktis dan hemat waktu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hindari 4 Kesalahan Ini Saat Masak Santan, Bikin Santan Pecah
Baca Juga: 6 Bahan Pengganti Santan untuk Masakan, Lebih Sehat dan Tetap Bikin Sajian Gurih
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR