Kerak telor diciptakan masyarakat Betawi secara tidak sengaja pada tahun 1970-an.
Menurut sejarah, Kerak telor sudah ada dari zaman kolonial Belanda.
Pada saat Gubernur Jakarta dipimpin oleh Ali Sadikin makanan khas Betawi ini mulai dipromosikan.
Dalam perkembangannya kerak telor dapat dijumpai setiap harinya di beberapa kawasan di Kota Jakarta
Penjaja menggunakan bakul yang dipikul dan pakaian adat Betawi bak jawara.
Pada tahun 1970-an masyarakat Betawi mulai menjajakan kudapan ini di sekitaran tugu Monumen Nasional.
Kala itu masyarakat Betawi banyak memanfaatkan tumbuhan kelapa yang ada di Batavia sebagai bahan dasar makanan tradisional seperti soto Betawi, nasi uduk, hingga kerak telor.
Selain menggunakan baju pangsi yang sering dipakai oleh jawara Betawi kala itu, terkadang penjaja kuliner Betawi ini mengenakan baju Sadaria.
Baju Sadaria berupa baju koko berkerah Shanghai.
Jika menoleh pada sejarah, pakaian ini terinspirasi pada budaya Tionghoa.
Selain parutan kelapa sangrai yang diberi bumbu dan telah dihaluskan juga menggunakan dua macam telur yaitu telur ayam dan telur bebek.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR