Dokter Sharran mendesaknya untuk melakukan prosedur pelebaran dan kuretase (D & C) untuk memotong bayi keluar dari rahimnya setelah sonogram mengungkapkan jantung Miran telah berhenti berdetak.
Tapi Sharran menolak karena dia tidak ingin bayinya keluar 'berkeping-keping' dan memilih untuk diinduksi dan melahirkan secara alami pada 23 April, 173 hari sebelum tanggal jatuh tempo.
Baca Juga : Heboh Meghan Markle Sedang Mengandung Bayi Kembar, Lima Bahan Makanan Ini Sebaiknya Dijauhi Ibu Hamil
Sharran, seorang ibu dari 11 anak, berkata, "Dokter mengatakan kami dapat membuangnya sebagai limbah medis, atau Anda dapat menghubungi rumah duka."
"Saya sangat marah karena dia memanggil bayiku 'janin'. Saya tidak percaya dia juga menyindir tentang membuang di limbah medis. Saya sangat marah karenanya."
"Tetapi saya juga merasa pemakaman tampak berlebihan. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan saya dihadapkan dengan keputusan ini."
"Suami saya dan saya berdiskusi untuk menguburnya di pot bunga yang penuh dengan hydrangea yang akan tumbuh setiap tahun dan kami pikir itu ide yang bagus."
Sharran ingin membuat orang yang ingin aborsi berpikir dua kali karena pada usia 14 minggu, janin sudah terbentuk dan kehidupannya sangatlah berharga. (Adrie P. Saputra)
Baca Juga : Asri Welas Berjuang Rawat Bayinya yang Sakit Katarak, Benarkah Katarak Pada Bayi Bisa Disebabkan ASI?
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | intisari.id |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR