Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.
Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman.
Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur satu bulan.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK.
Untuk membuat penyiraman, setiap pot atau polybag harus disiram dengan larutan pupuk kurang lebih 200 ml, setiap satu kali dalam 10 hari.
Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging atau ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia.
Saringlah terlebih dahulu air cucian beras atau air cucian daging dan ikan sebelum digunakan.
Sedangkan urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi dan banyak dijual di pasaran.
Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT.
Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau.
Penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah antraknosa, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.
Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya.
Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida yakni petisida alamu seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc per liter air yang ditambah dengan sedikit deterjen.
Pestisi dan abati laninnya biasa di buat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang paku lempat, tembakau dan lain-lain.
Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80 hingga 90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh.
Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah.
Cabai rawit bisa dipanen setiap seminggu sekali.
Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga dua sampai tiga tahun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Tips Menanam Cabai Rawit agar Hasil Melimpah"
KOMENTAR