SajianSedap.com - Cabai tentu saja jadi kebutuhan penting bagi banyak orang.
Banyak orang Indonesia yang sangat suka makanan pedas.
Makanya, cabai tak pernah ketinggalan untuk distok setiap minggunya.
Tapi daripada beli terus, mending coba menanam cabai di rumah sendiri, yuk!
Cara menanam cabai rawit sendiri di rumah itu mudah dan hasilnya pasti melimpah kalau ikuti delapan tips ini.
Untuk kamu yang ingin mencoba, Kementerian Pertanian punya tips yang bisa diterapkan, seperti dikutip dari laman resminya via Kompas.com:
Sebelum menanamnya, siapkan terlebih dahulu media untuk menymai benih cabai.
Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1.
Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu di sterilisasi.
Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari.
Kemudian didinginkan, dimasukkan ke dalam wadah penyemaian, dan disiram.
Untuk wadahnya, kamu bisa menggunakan polybag kecil, kantong plastik, gelas plastik yang diberi lubang, atau membeli tray semai yang ada di pasaran.
Yang lebih ekonomis, kamu bisa menggunakan kotak telur yang biasa kamu dapatkan saat membeli telur di pasar.
Untuk benih, kamu bisa menggunakan cabai yang memiliki kualitas baik, dengan buah yang penuh, padar dan matang.
Sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku, sekitar 45-50 derajat celsius selama satu jam. Pilih benih yang mengendap di bawah.
Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan benih.
Sementara agar tanaman terhindar dari serangan jamur, benih sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air.
Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat proses penyemaian.
Benih disemai satu per satu dalam wadah semai yang sudah diisi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara diayak.
Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik atau goni atau daun pisang.
Selama proses samai, lakukan penyiraman dengan sistem semprot agar benih tak terlalu banyak terkena air.
Setelah 5 sampai 7 hari, saat benih mulai bertumbih, bukalah penutup persmaian dan segera jemur di bawah sinar matahari dengan penghalang seperti paranet, atau plastik anti UV.
Setelah berumur 20 sampai 30 hari atau berdaun 4 sampai 5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.
Untuk kamu yang menggunakan pot atau polybag, kamu bisa mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Jika tanah terlalu padat, kamu bisa menambahkan sekam bakar dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar, 3:2:1.
Ukuran pot atau polybag besar yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm.
Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari.
Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar.
Sebelum bibit ditanam atau dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh.
Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot atau polybag besar. Media dijaga agar tidak pecah.
Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit.
Pemeliharaan harus dilakuakan secara disiplin, di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan.
Penyiangan dilakukan sekali dua minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar pot atau polybag.
Jika tunas samping serta sebagian daun sudah tumbuh sampai dengan ketinggian 15 sampai 25 cm dari permukan tanah segera dipangkas atau dirempel.
Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.
Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman.
Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur satu bulan.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK.
Untuk membuat penyiraman, setiap pot atau polybag harus disiram dengan larutan pupuk kurang lebih 200 ml, setiap satu kali dalam 10 hari.
Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging atau ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia.
Saringlah terlebih dahulu air cucian beras atau air cucian daging dan ikan sebelum digunakan.
Sedangkan urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi dan banyak dijual di pasaran.
Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT.
Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau.
Penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah antraknosa, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.
Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya.
Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida yakni petisida alamu seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc per liter air yang ditambah dengan sedikit deterjen.
Pestisi dan abati laninnya biasa di buat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang paku lempat, tembakau dan lain-lain.
Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80 hingga 90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh.
Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah.
Cabai rawit bisa dipanen setiap seminggu sekali.
Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga dua sampai tiga tahun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Tips Menanam Cabai Rawit agar Hasil Melimpah"
KOMENTAR