Diketahui bahwa sampai saat ini, masih banyak orang Indonesia yang tidak memiliki asuransi, sekalipun hanya asuransi kesehatan.
Banyak orang yang belum memiliki asuransi biasanya merasa sayang jika uangnya digunakan untuk membayar premi asuransi.
Ada juga masyarakat yang lebih memilih berinvestasi ketimbang berasuransi. Sementara sebagian lagi merasa sudah cukup dengan memiliki asuransi dari kantor atau BPJS.
Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial Planner Edwin Limanta mengatakan, asuransi memang identik dengan pembayaran premi yang harus dibayar secara periodik, sehingga nasabah harus cermat dalam mengatur pengeluarannya.
Namun, memproteksi finansial sejak dini adalah keputusan bijaksana karena manfaat pertanggungan sebanding dengan biaya asuransi yang wajib dibayar oleh nasabah.
"Asuransi nantinya berguna untuk menjaga ketahanan keuangan keluarga ketika tumpuan penghasilan utama hilang," kata dia dalam siaran pers, Senin (24/10/2022) dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa salah paham yang kerap terjadi di masyarakat tentang asuransi.
Edwin mengungkapkan, premi dianggap mahal sehingga seringkali calon nasabah langsung menolak. Alasannya takut tidak dapat konsisten membayar premi.
Ia bilang, masyarakat perlu untuk membandingkan dengan besarnya biaya yang harus dibayar saat harus rawat medis dan biaya untuk rawat jalan pasca rawat inap.
Apalagi ketika diagnosanya adalah penyakit kritis maka akan semakin banyak dana yang akan dibutuhkan untuk pengobatan.
Edwin memaparkan, ada juga yang menanyakan mengapa premi yang dikenakan pada dirinya lebih mahal dari orang lain, padahal usianya dan produk asuransi yang dipilih sama.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR